Jumat, 02 Oktober 2015

REAKSI KATALITIK TERHADAP SITRONELAL MENGGUNAKAN KATALIS

Berikut ini adalah ringkasan dari sebuah jurnal oleh Ajeng Santiara, Elvina Dhiaul Iftitah*, Danar Purwonugroho Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, dengan judul di atas.

ABSTRAK

Telah dilakukan reaksi katalitik terhadap sitronelal menggunakan Cu/ZnBr2/γ-Al2O3. Penelitian ini
meliputi pembuatan katalis Cu/ZnBr2/γ-Al2O3 dan reaksi katalitik terhadap sitronelal. Katalis Cu/ZnBr2/γ-Al2O3 dibuat dengan metode impregnasi Cu(NO3)2.3H2O ke dalam katalis ZnBr2/γ-Al2O3 dalam pelarut metanol. Reaksi katalitik dilakukan dengan uji aktivitas katalis Cu/ZnBr2/γ-Al2O3 terhadap sitronelal dengan atmosfer gas N2 dan H2 dengan perbandingan 1:4. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa produk yang dihasilkan adalah isopulegol dengan selektivitas 15,90% yang diperoleh pada kondisi temperatur 120oC.

Kata kunci: isopulegol, katalis Cu/ZnBr2/γ-Al2O3, reaksi katalitik, sitronelal

PENDAHULUAN

Sitronelal termasuk senyawa minyak atsiri yang berwarna kekuningan dan mudah
menguap pada suhu kamar. Selain itu, sitronelal bersifat sedikit larut dalam air dan dapat larut
dalam alkohol dan ester [1]. Sitronelal merupakan senyawa yang memiliki rumus molekul
C10H20O (3,7-dimetil-6-okten-1-ol). Senyawa ini merupakan metabolit golongan monoterpen
dari tanaman Cymbopogon nardusdan Cymbopogon winterianus Jawitt. Sitronelal memiliki
massa relatif 154,25 dapat direduksi menghasilkan sitronelol, dapat menghasilkan isopulegol
dalam suasana asam dengan reaksi siklisasi, serta polimerisasi dalam suasana basa. Senyawa
isopulegol berperan terutama dalam proses sintesis beberapa senyawa terpen seperti mentol.

Untuk menghasilkan isopulegol dari sitronelal, dapat digunakan katalis asam seperti
ZnBr2. Keberhasilan ZnBr2 sebagai asam lewis telah dibuktikan dalam penelitian Iftitah,
2011. ZnBr2 dipandang mampu meningkatkan laju siklisasi dan memberikan selektivitas
tinggi terhadap pembentukan (-)-isopulegol.

Berdasarkan informasi diatas, pada penelitian ini digunakan katalis heterogen
Cu/ZnBr2/γAl2O3 untuk reaksi hidrogenasi katalitik yang diharapkan akan memberikan hasil
yang efektif untuk konversi sitronelal menjadi isopulegol.

METODA PENELITIAN
Bahan dan Alat
Dalam penelitian ini digunakan bahan dan alat meliputi  γ-Alumina (Merck), ZnBr2
(Merck), Cu(NO3)2.3H2O (Merck), metanol (Merck), sitronelal (Merck), gas N2 (PT. Tira
Austenite Tbk), dan gas H2 (PT. Tira Austenite Tbk), satu set reaktor gelas modifikasi, tanur
modifikasi, neraca analitik, pemanas listrik, magnetic stirer, rotary evaporator vaccum
dengan pengurangan tekanan, microtube, pipet mikro, termometer raksa, dan alat-alat gelas.
Instrumen yang digunakan adalah Kromatografi Gas Spektrum Massa, Kromatografi
Gas.

Prosedur
Preparasi Katalis

Preparasi katalis dilakukan dengan melarutkan padatan ZnBr2  dalam metanol,
kemudian ditambahkan padatan γ-Al2O3. Kemudiandiaduk dengan stirrer magnetic selama 24
jam. Pelarut metanol kemudian diuapkan dengan rotary evaporator vacuum pada temperatur
216 90OC. Padatan katalis dikeringkan dalam oven dan dikalsinasi dengan atmosfer gas N2 pada
temperatur 400OC selama 3 jam dengan rekator katalis modifikasi Iftitah [5].
Impregnasi Cu(NO3)2.3H2O ke dalam ZnBr2/γ-Al2O3
dilakukan untuk membuat katalis
Cu/ZnBr2/γ-Al2O3.  Cu(NO3)2.3H2O dilarutkan dalam metanol dan ditambahkan dengan
katalis ZnBr2/γ-Al2O3, kemudian diaduk selama 24 jam. Pelarut metanol diuapkan dengan
rotary evaporator vacuum. Padatan katalis dikeringkan dalam oven, kemudian dikalsinasi
dengan atmosfer gas N2 dan direduksi dengan atmosfer gas H2 menggunakan reaktor katalis
modifikasi Iftitah.

Reaksi Katalitik Sitronelal

Reaksi katalitik sitronelal dilakukan dengan perbandingan atmosfer gas N2:H2 = 1:4.
Proses dimulai dengan memasukkan sitronelal ke dalam labu reaktor modifikasi Iftitah [5].
Katalis Cu/ZnBr2/γ-Al2O3dan magnetic stirrer ditambahkan ke dalam labu reaktor tersebut.
Sistem dikondisikan dalam keadaanvakum dan ditambahkan atmosfer gas N2. Reaksi katalitik
dilakukan dalam temperatur dan 120oC selama 1 jam, produk reaksi dicuplik pada menit ke-30, 60. Kemudian diletakkan pada microtube 1,5 mL. Kemudian proses dilanjutkan dengan
mengkondisikan sistem pada tekanan atmosfer gas H2 selama 4 jam.Produk reaksi dicuplik
pada menit ke- 120, 180, 240, dan 300 kemudian diletakkan pada microtube 1,5 mL. Proses
pemisahan padatan katalis dengan produk reaksi dilakukan dengan cara didiamkan beberapa
jam. Produk reaksi dianalisis dengan Kromatografi Gas (KG) dan Kromatografi Gas-Spektra
Massa (KG-MS).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Reaksi Katalitik Terhadap Sitronelal

Dari hasil analisis menggunakan kromatografi gas (KG) diperoleh nilai kuantitas
sitronelal dan dapat dihitung konversi sitronelal sehingga menghasilkan grafik seperti pada
gambar 2.
217



Pada temperatur 1200C energi minimum reaksi katalitik telah terpenuhi, sehingga
sitronelal dapat terkonversi dengan baik. Dilakukan pengujian untuk memastikan perkiraan
senyawa yang terbentuk. Analisis dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas spektra
massa (KG-MS). Berikut disajikan data fragmentasi hasil spektra massa (MS).




Produk yang dihasilkan berdasarkan analisis MS adalah isopulegol dengan kuantitas
produk sebesar 8,96 % yang tersebar pada 2 waktu retensi (tR). Selektivitas isolpulegol pada
menit ke 300 diperoleh sebesar 15, 90%.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian reaksi katalik terhadap sitronelal menggunakan katalis
Cu/ZnBr2/γ-Al2O3, dapat  disimpulkan bahwa  katalis  Cu/ZnBr2/γ-Al2O3  memiliki aktivitas

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kami sampaikan kepada Drs. Suratmo, M.Sc selaku kepala Laboratorium
Kimia Organik, Universitas Brawijaya. Staff Laboratorium Kimia Organik Universitas
Brawijaya, Malang. Staff Laboratorium Material dan Metarulagi dan Laboratorium Energi
Institut Sepuluh November, Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

1.  Milone, C., dkk, 2000, Selective One Step Synthesis Of (-)-Mentol From (+) - Citronellal
    on Ru Support on Modified SiO2, Applied Catalyst A: General, 199, 2000, 239-244.
2. Pybus, D., Sell, C., Eds, 1999, The Chemistry of Fragrance, Di Dalam Lenardao, E.J., dkk,
    2007, Citronellal as Key Compound in Organic Synthesis. Tetrahedron, 63, 2007,
    6671-6712.
3. Balu, A. M., Juan, M. C., Rafael, L., Antonio, A. R., 2010, One-Step Microwave-Assisted
    Asymmetric Cyclisation / Hydrogenation of Citronellal to Menthols Using
    Supported Nanoparticles on Mesoporous Materials, Journal of Organic Biomol
    Chemistry, 8, 2845–2849, Spanyol.
4. Hutait, S., Singh, V., dan Batra, S., 2010, Facile synthesis of Dihydroquinoline-fusedCanthines via     Intramolecular Aza-Diels-Alder Reaction, Europan Journal of
    Organic Chemistry, 32, 2010, 6269-6276.
5. Iftitah, E.D., 2011, Kajian Reaksi dan Hidrogenasi (R)-(+)-Sitronelal Menggunakan
    Katalis Berbasis ZnBr2/γ-Al2O3 dan Ni/γ-Al2O3, Disertasi, Program Studi S3 Ilmu
    Kimia, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
6. Ravasio, N., Poli, N., Psaro, R., Saba, M., dan Zaccheria, F., 2000, Bifunctional copper
    catalysts. Part II.  Stereoselective synthesis of (-)-menthol starting from (+)-citronellal,    



Senin, 07 September 2015

Telisik Manfaat Kimia Nuklir

Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai struktur, komposisi, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.

Kimia dalam dunia modern banyak dimanfaatkan dan berdampingan dengan hidup manusia. Contohnya kimia dalam teknologi nuklir.

Teknologi nuklir yang cukup kontroversional mampu meraih beberapa peran dalam menyokong dan membantu pemberdayaan sumber daya di alam yang jumlahnya terbatas.

Beberapa peran teknologi nuklir dalam kehidupan manusia yang sudah terealisasi di berbagai bidang sebagai berikut :


1. BIDANG PERTANIAN

Kedelai Mutan
Dalam bidang pertanian nuklir turut berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan dengan eksperimen pembibitan varietas baru dengan beberapa tujuan seperti Menemukan Varietas unggul, Untuk menemukan varietas unggul, salah satu cara mendapatkannya adalah dengan merubah faktor pembawa sifat gen. Untuk mendapatkan perubahan gen demi mencapai varietas unggul, sinar radio aktif yang biasanya digunakan untuk mutasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari radioaktif cobalt-60. Contoh hasil rekayasa ini contohnya adalah kedelai mutan unggulan teknologi isotop dan radiasi (MUTIARA), dengan teknik iradiasi terhadap varietas standar dari kedelai. Mutasi gen pada bibit tanaman kedelai ini mampu menghasilkan kedelai dengan ukuran yang lebih besar. tanaman hasil mutasi ini akan memiliki daya tahan yang lebih baik dari serangan hama dan dengan masa panen yang lebih singkat. Selain itu, tanaman memiliki kekebalan yang lebih tinggi terhadap perubahan iklim di dunia yang kian tidak menentu. Rekayasa ini sangat diperlukan, mengingat semakin terbatasnya lahan pertanian di berbagai belahan bumi ini, sehingga dapat meningkatkan kuantitas hasil produksi tani di Indonesia agar tetap pada posisi stabil.


2. BIDANG PETERNAKAN

Ures Molasses Multinutrient Block (UMMB)
Dengan menggunakan isotop radioaktif untuk mendayagunakan pakan sehingga dengan jumlah pakan yang sama dapat dikonsumsi oleh lebih banyak ternak. Yaitu Urea Molasses Multinutrient Block (UMMB).


Kimia pada posisi ini dapat sangat bermanfaat dalam menanggulangi perkara keterbatasan pangan ternak di Indonesia, sekaligus mampu meningkatkan intensitas pasokan daging di pasaran dalam negeri untuk dikonsumsi manusia.






3. BIDANG KESEHATAN (KEDOKTERAN NUKLIR)

Pencitraan hasil Sinar-X
Ilmu kedokteran nulkir adalah cabang ilmu
kedokteran yang menggunakan sumber radiasi
terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida
buatan, untuk mempelajari perubahan fisiologi,
anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan
untuk tujan diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran.

Dengan menggunakan radiasi dari isotop radioaktif cobalt pada dosis tertentu terhadap sel-sel kanker, sel-sel tersebut akan mati sedangkan sel-sel normal tidak begitu terpengaruh selama pengobatan. Juga selain itu untuk mendiagnosa penyakit pasien tanpa harus membedah, para dokter menggunakan sinar-X.



4. BIDANG SUMBER DAYA ENERGI


PLTN
Kontribusi teknologi nuklir dalam pemenuhan kebutuhan listrik di banyak negara sudah tidak dipungkiri lagi. dengan efektivitas sumber uranium yang digunakan, mampu menghasilkan daya listrik yang lebih menjanjikan dibanding dengan sumber daya lainnya.

Kimia pada reaktor nuklir dapat kita jumpai contohnya pada reaksi Fisi dalam tabung reaktor. Reaksi fisi atau biasa disebut proses pembelahan inti atom, adalah reaksi nuklir yang melibatkan pembelahan sebuah inti berat (seperti Uranium) menjadi dua bagian hasil fisi. Lalu kemudian melepaskan dua atau tiga neutron sambil memancarkan sebuah energi.

Thorium
Karena dalam penerapannya, Uranium dinilai berradiasi tinggi dan menghasilkan plutonium yang dapat menjadi bom atom. Seiring dengan perkembangan teknologi nuklir, para ilmuwan dan peneliti mencoba mencari bahan baku yang lebih aman dan berhasil menemukan bahan bakar nuklir baru yang aman karena tidak menghasilkan plutonium sebagai senjata nuklir yaitu Thorium-232. Dalam penerapannya juga dalam PLTN, Thorium tidak membutuhkan aliran sungai sebagai media pelambat neutron dalam reaksinya, Rektor ini dinamakan Reaktor thorium garam cair. Oleh sebab itu PLTN jenis ini mampu berada di daratan kering, bahkan di tengah kota.








Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_farmasi

https://pafta.wordpress.com/beberapa-pemanfaatan-energi-nuklir/

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:HyPDPH8sb-cJ:digilib.batan.go.id/ppin/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/1455/1979-1208-2012-165_A18_OKTADIANSYAH_ALI_PLTN_THORIUM.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:6ui_Ip4Rtq8J:www.warintek.ristek.go.id/nuklir/kesehatan.pdf+&cd=6&hl=en&ct=clnk&gl=id

http://www.kompasiana.com/anitagodjali/petani-indonesia-bisa-sukses-dengan-nuklir_54f4917a745513a42b6c8b0f

https://fhannum.wordpress.com/2012/12/03/pemanfaatan-teknik-nuklir-dalam-bidang-pertanian/








http://www.atep-afia.net/2015/09/tugas-01-kpli-kk-kimia-terapan.html